Bank Indonesia memenuhi ekspektasi pasar pada Selasa ketika memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada 5,75 persen, tingkat itu telah duduk di sejak Februari 2012, untuk mendukung pertumbuhan di tengah kekhawatiran atas defisit neraca yang lebih luas saat ini dan prospek inflasi jinak.
"Bank Indonesia menilai perekonomian Indonesia masih menunjukkan kinerja yang kuat," kata juru bicara Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, hari dewan bank sentral gubernur mengadakan pertemuan moneter.
Namun bank "tetap mewaspadai tekanan tinggi pada keseimbangan eksternal sebagai impor tetap kuat di tengah kemerosotan ekonomi global," kata Dody.
Dia mengatakan defisit transaksi berjalan yang tahun lalu adalah Bank sentral dijadwalkan secara resmi mengumumkan angka hari ini "lebih tinggi dari yang diharapkan.".
Pemerintah dan bank sentral sebelumnya telah memperkirakan defisit transaksi berjalan setara dengan 1,5 persen dari produk domestik bruto negara itu, tetapi beberapa ekonom mencatat itu bisa setinggi 2,7 persen.
Bank sentral memandang ke depan untuk perbaikan transaksi berjalan pada kuartal pertama, terutama karena kinerja ekspor meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi di beberapa mitra dagang utama seperti China dan Amerika Serikat, kata Dody.
Dia mencatat bahwa meskipun defisit neraca pelebaran saat ini, neraca pembayaran Indonesia telah membaik menjelang akhir tahun lalu karena "kinerja transaksi modal dan finansial didukung oleh likuiditas pasar keuangan global."
Bank Indonesia, kata Dody, akan mencoba untuk memperbaiki keseimbangan eksternal untuk menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang berkelanjutan.
Anton Gunawan, ekonom Bank Danamon Indonesia, mengatakan bahwa bank sentral dapat mengandalkan pada rupiah yang lemah untuk beberapa waktu dalam rangka meningkatkan keseimbangan eksternal. "Sebuah rupiah yang lemah akan mendorong pemulihan ekspor yang lebih cepat terutama ketika lingkungan global mulai stabil," kata Anton.
Nilai tukar rupiah diperdagangkan di Rp 9.634 terhadap dolar AS pada Selasa, penguatan 0,2 persen dari hari Senin, setelah mencapai titik terlemah sejak September 2009 awal bulan ini. Mata uang telah menguat 0,4 persen sejauh tahun ini.
Bank sentral telah mengambil beberapa langkah yang bertujuan untuk mengurangi volatilitas rupiah baru-baru ini, termasuk bank domestik mendorong untuk mendirikan sebuah spot rate tukar untuk transaksi.
Helmi Arman, ekonom Citibank Indonesia, mengatakan bank sentral akan menaikkan deposito overnight rate, yang dikenal sebagai Fasbi, sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen pada akhir bulan ini, dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk meningkatkan sentimen pasar di tengah memburuknya negara saat ini akun.
Bank Indonesia mengatakan inflasi masih Bank sentral mengharapkan inflasi antara 3,5 dan 5,5 persen selama dua tahun ke depan "di bawah kendali.".
Bank Indonesia mengatakan mereka mengharapkan ekonomi negara tumbuh sebesar 6,2 persen pada kuartal pertama dan antara 6,3 dan 6,8 persen di seluruh tahun 2013.
"Bank Indonesia menilai perekonomian Indonesia masih menunjukkan kinerja yang kuat," kata juru bicara Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, hari dewan bank sentral gubernur mengadakan pertemuan moneter.
Namun bank "tetap mewaspadai tekanan tinggi pada keseimbangan eksternal sebagai impor tetap kuat di tengah kemerosotan ekonomi global," kata Dody.
Dia mengatakan defisit transaksi berjalan yang tahun lalu adalah Bank sentral dijadwalkan secara resmi mengumumkan angka hari ini "lebih tinggi dari yang diharapkan.".
Pemerintah dan bank sentral sebelumnya telah memperkirakan defisit transaksi berjalan setara dengan 1,5 persen dari produk domestik bruto negara itu, tetapi beberapa ekonom mencatat itu bisa setinggi 2,7 persen.
Bank sentral memandang ke depan untuk perbaikan transaksi berjalan pada kuartal pertama, terutama karena kinerja ekspor meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi di beberapa mitra dagang utama seperti China dan Amerika Serikat, kata Dody.
Dia mencatat bahwa meskipun defisit neraca pelebaran saat ini, neraca pembayaran Indonesia telah membaik menjelang akhir tahun lalu karena "kinerja transaksi modal dan finansial didukung oleh likuiditas pasar keuangan global."
Bank Indonesia, kata Dody, akan mencoba untuk memperbaiki keseimbangan eksternal untuk menjaga defisit transaksi berjalan pada tingkat yang berkelanjutan.
Anton Gunawan, ekonom Bank Danamon Indonesia, mengatakan bahwa bank sentral dapat mengandalkan pada rupiah yang lemah untuk beberapa waktu dalam rangka meningkatkan keseimbangan eksternal. "Sebuah rupiah yang lemah akan mendorong pemulihan ekspor yang lebih cepat terutama ketika lingkungan global mulai stabil," kata Anton.
Nilai tukar rupiah diperdagangkan di Rp 9.634 terhadap dolar AS pada Selasa, penguatan 0,2 persen dari hari Senin, setelah mencapai titik terlemah sejak September 2009 awal bulan ini. Mata uang telah menguat 0,4 persen sejauh tahun ini.
Bank sentral telah mengambil beberapa langkah yang bertujuan untuk mengurangi volatilitas rupiah baru-baru ini, termasuk bank domestik mendorong untuk mendirikan sebuah spot rate tukar untuk transaksi.
Helmi Arman, ekonom Citibank Indonesia, mengatakan bank sentral akan menaikkan deposito overnight rate, yang dikenal sebagai Fasbi, sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen pada akhir bulan ini, dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk meningkatkan sentimen pasar di tengah memburuknya negara saat ini akun.
Bank Indonesia mengatakan inflasi masih Bank sentral mengharapkan inflasi antara 3,5 dan 5,5 persen selama dua tahun ke depan "di bawah kendali.".
Bank Indonesia mengatakan mereka mengharapkan ekonomi negara tumbuh sebesar 6,2 persen pada kuartal pertama dan antara 6,3 dan 6,8 persen di seluruh tahun 2013.